The Lost Generation In a Secular World

The Lost Generation In a Secular World
Penulis: Tun Kelana Jaya

Generasi saat ini tidak lagi hidup di bawah sistem pemerintahan Islam yang menerapkan sistem kehidupan berdasarkan hukum-hukum Islam secara kaffah sebagaimana dahulu. Sekarang yang mereka saksikan hanyalah sisa-sisa negara yang di dalamnya terdapat puing-puing hukum Islam. Karena itu, sulit membayangkan bentuk sistem pemerintahan Islam dalam pikiran yang telah terkontaminasi dan dikuasai oleh realitas kehidupan sekuler. Mereka tidak mampu membayangkan pemerintahan kecuali dalam ukuran sistem demokrasi sekuler yang korup dan dipaksakan atas negeri-negeri Islam.

Namun, kesulitan terbesar adalah mengubah pikiran yang telah dibentuk oleh Sekularisme Barat. Budaya sekularisme ini telah digunakan oleh Barat sebagai senjata untuk melawan sistem kehidupan Islam dan menimpanya dengan kegelapan. Barat telah mengangkat senjata ini terhadap generasi ini dan menyatakan dengan bangga: ‘Kami telah meruntuhkan sistem kehidupan Islam, lalu kami ganti dengan cara hidup sekuler yang akan memberikan kalian ‘kehidupan modern dan kemakmuran‘.

Tapi, dunia belum berakhir temans, dan masih ada waktu bagi generasi saat ini untuk menyadari kerusakan sistem kehidupan sekularisme. Generasi saat ini hanya perlu memahami bahwa sekularisme adalah ilusi yang memperdaya. Sistem ini menjauhkan agama dari kehidupan, memisahkan keimanan dari tindakan, dan mereduksi Islam menjadi sekadar ritual tanpa kekuatan untuk mengubah dunia. Akibatnya, umat Islam menjadi lemah, tercerai-berai, dan kehilangan arah.

Kini, saatnya bagi generasi umat Islam untuk bangkit dan berjuang mengembalikan kehidupan Islam secara menyeluruh. Ini bukan sekadar pilihan; tapi ini adalah kewajiban bagi setiap Muslim untuk menegakkan kebenaran Islam dan memperjuangkan tegaknya syariat dalam setiap aspek kehidupan. Perjuangan ini adalah bentuk kecintaan kita kepada agama dan komitmen untuk menjadikan Islam sebagai solusi bagi seluruh permasalahan umat manusia. Perjuangan ini membutuhkan keteguhan, kesadaran, dan keberanian untuk melawan arus budaya yang merusak dan untuk menjaga akidah Islam. Sampai titik darah penghabisan, kita sebagai umat Islam harus bersatu dan berkomitmen mengembalikan kemuliaan Islam, bukan hanya demi kebahagiaan kita sendiri, tetapi demi generasi mendatang dan demi terwujudnya rahmat bagi seluruh alam. Hanya dengan Islam yang menyeluruh, kita dapat membangun kembali peradaban yang adil, damai, dan diridhai Allah SWT.