Untuk sama-sama kita sepakati, memahami Islam tidak akan paripurna tanpa memahami bahasa Arab dan istilah-istilah yang digunakannya. Sesungguhnya penguasaan terhadap ajaran Islam mengharuskan kaum muslimin juga memahami berbagai istilah yang ada dalam bangunan ajaran Islam. Bukan semata untuk penghayatan, tapi untuk memahami dan beramal dengan benar sesuai tuntunan dan tuntutan nash.

Kekeliruan dalam memahami istilah bukan saja menimbulkan kerancuan, tapi dapat menggelincirkan umat ke dalam pengambilan hukum yang bertentangan dengan khithab Syari’iy. Ambillah contoh, pada hari ini tidak sedikit kaum muslimin yang menghalalkan suku bunga (interest) dengan dalih hal itu berbeda dengan riba. Ada yang menggunakan asuransi, baik konvensional maupun ‘Islami’ semisal takafful, karena menyamakannya dengan jaminan (adh-dhaman). Padahal semuanya memiliki pengertian dan fakta yang berbeda. Atau ada yang menuduh kelompok Islam yang kerap mengkritisi penguasa sebagai kaum bughat, meski sebenarnya realita bughat jauh dari apa yang mereka tuduhkan. Ini terjadi karena kekeliruan dalam memahami istilah (ta’rif) dalam bangunan ajaran Islam.

Karenanya buku Ta’rifat ini menjadi amat berharga bagi kaum muslimin, khususnya para pelajar dan pengemban dakwah, agar dapat memahami Islam lebih benar dan akurat. Sehingga tidak terjadi kerancuan dan kesalahan bersikap dalam menghadapi persoalan.