Amalan Sholeh Yang Dianggap Bid’ah

Rp40.800

Membicarakan masalah furu’iyyah dalam fikih hampir dipastikan berujung pada beragamnya pendapat para alim ulama dalam persoalan tersebut. Masalah khilafiyah telah ratusan tahun menghiasai khasanah fiqih para ulama salaf. Hebatnya para ulama di masa tersebut membahasnya tanpa melahirkan khusumat (permusuhan) dan tafarruq (perpecahan) di tubuh umat.

Masih tercatat dalam berbagai riwayat shahih bagaimana Imam Syafi’iy tidak membaca qunut di kala shalat subuh dekat makam gurunya, Imam Abu Hanifah, sebagai adab penghormatan pada beliau. Para ulama salaf yang mulia memahami pentingnya arti kaidah “taqdim al-aham min al-muhim – mendahulukan yang paling penting di antara yang penting”. Bagi mereka menjaga ukhuwah Islamiyyah dan persatuan umat jauh lebih penting dari pendapat fiqih mereka sendiri. Spirit inilah yang disodorkan oleh penulis buku ini kepada para pembaca.

Maka janganlah kita begitu semangat membid’ahkan amal sebagian saudara kita karena ternyata ada pijakan al-Quran dan as-Sunnah yang melandasinya. Di sini penulis menguraikan pendapat para ulama mengenai sejumlah topik ‘sensitif’ yang banyak diperselisihkan umat pada hari ini seperti bersalaman usai shalat, menghadiahkan pahala kepada arwah, hukum ber-isbal, jenggot, tahlilan, dsb. Agar mata kita terbuka bahwa hal itu adalah persoalan ‘klasik’ yang sudah diuraikan oleh para ulama salaf.

Andaikan umat mau meneladani adab para ulama dalam menghadapi persoalan khilafiyyah, niscaya persatuan umat akan mudah terwujud. Sehingga perjuangan untuk menegakkan syariat Islam dalam naungan Khilafah menjadi hal yang jauh lebih ringan untuk dilakukan. Sambil dengan penuh kasih sayang kita ingatkan saudara-saudara kita yang gemar mencaci-maki amal sebagian saudaranya agar menjaga ukhuwah dan persatuan umat.

Hanya 98 tersisa di stok

Amalan Sholeh Yang Dianggap Bid’ah

Hanya 98 tersisa di stok