| Berat | 0,5 kg |
|---|---|
| Penulis | |
| Halaman | |
| Ukuran | |
| Tahun Terbit | |
| Penerbit | |
| Kategori | |
| Sampul |
Telaah Mendalam Atas Kitab Nizhâm al-Islâm
Rp75.000
Jika anda pernah merasa kesulitan ketika mengkaji kitab Nizhâmul Islâm karya Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, perasaan yang sama juga dialami oleh Syaikh Hisyam al-Badrani muda—penyusun buku ini—ketika beliau pertama kali membaca buku tersebut. Kesulitan itulah salah satu yang memotivasi beliau untuk mengkaji kitab Nizhâmul Islâm lebih jauh dan lebih mendalam, dengan menggunakan berbagai kitab bahasa, fikih dan ushul fikih, serta tafsir dan ushul tafsir, dan tentunya kitab-kitab lain yang ditulis oleh Syaikh an-Nabhani.
Selain itu motivasi lainnya adalah karena penyusun memandang bahwa kitab Nizhâmul Islâm kurang tersebar secara luas di tengah masyarakat, padahal, kitab tersebut adalah kitab yang sangat luar biasa, dan penting untuk dikaji. Kitab Nizhâmul Islâm beliau anggap mampu membuat pengkajinya mencapai level yang kompeten untuk ber-ittiba’, memahami pendapat ulama dengan cepat, mengerti metode mereka dalam berargumen, serta mampu berinteraksi dengan realitas dengan kecerdasan yang dilandasi syariah.
Buku ini dibagi ke dalam dua bagian utama. Bagian pertama adalah telaah atas kitab Nizhâmul Islâm, di mana penyusun menampilkan naskah kitab, kemudian memberi catatan kaki berupa komentar, renungan, faidah, dan kajian pada topik, kalimat atau kata tertentu yang dianggap penting oleh penyusun. Penyusun juga mencantumkan berbagai sumber dan referensi, serta menjelaskan bagaimana cara pengambilan dalilnya. Setelah itu pada bagian ke dua penyusun memberikan suplemen tambahan berupa pembahasan topik-topik yang relevan, yang juga memiliki catatan kaki sendiri. Selain itu ada juga lampiran yang sebagian besar memuat takhrij hadits.
Buku ini cukup penting dibaca oleh pengkaji kitab Nizhâmul Islâm, sebab, keseriusan dan keinginan untuk mewujudkan perubahan akan meniscayakan adanya pengkajian ulang terhadap fikrah secara terus-menerus. Sebagaimana dikatakan oleh Syaikh an-Nabhani rahimahullâh; “Metode memperkuat akidah dan tsaqafah dilakukan dengan cara mengkaji dan berpikir, agar terbentuk pola pikir yang khas dan terwujud pemikiran yang menyatu dengan perasaan. Suasana keimanan haruslah tetap menyelimuti [kelompok tersebut] secara keseluruhan, dan pemersatu mereka adalah hati dan akal. Oleh sebab itu iman terhadap ideologi harus ada, sehingga hati menjadi pemersatu di antara individu-individunya. Kemudian mereka harus mempelajari ideologi secara mendalam, menghafalkan, mendiskusikan, dan memahaminya, sehingga terbentuklah pemersatu yang kedua yaitu akal.” (“At-Takattul al-Hizbiy”; poin ke-7). []
Tersedia
Produk Terkait
Al Azhar Press
Al Azhar Press
Al Azhar Freshzone
Al Azhar Freshzone
Al Azhar Press
Al Azhar Press
Al Azhar Press
Al Azhar Press






